Pulanglah Memori

Tahun demi tahun terus bergulir. Memori demi memori sejak darah tumpah hingga dewasa mulai terkikis perlahan. Bukan oleh waktu. Melainkan oleh perubahan yang mendasari. Segalanya tiba-tiba terasa asing. Terngiang dan melengking dalam ingatan.

Selalu ada potongan-potongan yang menghilang. Melebur bersama batu cadas yang kembali menyembul di jalanan perbatasan.
Jauh. Semakin jauh memori lama itu, semakin rindu memburu.
Rindu ingin pulang.
Rindu ingin kembali berlabuh.

Sudah lebih dari sewindu mengadu.
Rasanya cukup. Atau mungkin sekadar ingin singgah. Lantaran lelah merangkul hunjaman.

Pulang yang sesungguhnya pulang. Mendekap kembali memori lama itu, lengkap bersama denyut jantung tanah merahnya. Bersama detik demi detik yang sempat hilang. Terlewatkan.

Aku hanya ingin kembali pulang. Bersama secangkir jahe hangat di tangan kanan dan sepiring kenangan di telapak kiri, lalu menghangat bersamanya.
Semoga waktu sedang berdamai dengan hatinya.
Hanya itu…